Membangun Ketahanan Nasional Pasca Pandemi COVID-19
Membangun
Ketahanan Nasional Pasca Pandemi COVID-19
Sudah
sejak dulu Indonesia menyebutnya sebagai Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat
Semesta. Sishankamrata, yang sayangnya, konon karena Polri sudah terpisah dari
TNI maka Sishankamrata berubah ujud menjadi Sishanrata. Intisarinya adalah
dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat diiringi dengan penggunaan dimensi
udara dan antariksa, maka semua negara telah dipaksa untuk merekayasa sistem
pertahanan keamanan negaranya yang harus bersandar kepada teknologi dan
pertahanan yang total sifatnya.
Terminologi
teknologi dan total telah menjadi kata kunci dalam membangun sebuah sistem bagi
keberlangsungan dan eksistensi sebuah bangsa dalam menghadapi setiap ancaman.
Sistem pertahanan keamanan yang total atau menyeluruh sifatnya tentu saja
bertujuan untuk menghadapi ancaman yang juga sifatnya menyeluruh. Dalam hal ini
adalah ancaman apa saja yang diperkirakan akan membahayakan keberlangsungan
eksistensi sebuah negara bangsa. Kini semua negara tengah berhadapan dengan
salah satu dari ancaman yang merupakan bagian dari perkiraan “ancaman
menyeluruh” yang akan datang itu yakni ancaman yang berujud Virus Corona
Covid-19. Pada titik ini, maka dengan sangat jelas terlihat kemudian tentang
bagaimana negara-negara yang tengah berhadapan dengan ancaman Covid-19 menyusun
strategi yang bersandar kepada kemampuan teknologi dan total defence. Kita
mengenalnya dengan pertahanan semesta, yang merupakan kata lain yang mewakili
istilah “total”.
Sepintas
pertahanan keamanan negara yang bersandar kepada teknologi dan total defence
kelihatannya mudah untuk dapat diselenggarakan dengan cepat. Kenyataan di
lapangan ternyata membuktikan hal sebaliknya, karena menjadi tidak sederhana
untuk menyatukan langkah dalam satu konsep operasi melawan ancaman Covid-19.
Banyaknya
pelanggaran PSBB yang terjadi dan proses pembagian stimulus ekonomi yang
terkendala dengan data penduduk yang kurang akurat hanyalah beberapa contoh saja
dari tidak mudahnya menggulirkan perlawanan yang bersifat semesta itu. Strategi
terpadu yang dituangkan dalam sebuah konsep operasi yang merangkum titik– titik
penting sesuai skala prioritas harus disusun terlebih dahulu.
Demikian
pula sistem pengawasan dan pengendalian dalam gerakan dilapangan sudah harus
mengacu kepada mekanisme pelaksanaan sebuah operasi tempur yang menuntut
disiplin tinggi tanpa kompromi. Dinamika yang terjadi dilapangan tidak boleh
luput dari evaluasi berlanjut untuk dikaji lebih jauh dalam penyesuaian saran
tindak berikutnya. Sebuah mekanisme irama kerja yang hanya dapat dilakukan dari
sebuah “war-room” yang dikendalikan oleh seorang Panglima Perang.
Beberapa
negara dalam bentuk yang berbeda-beda terlihat telah memposisikan jalannya
pemerintahan dalam format siaga 1 alias moda yang dikenal sebagai “Combat
Readiness”.
Menghadapi
ancaman Virus Corona Covid-19, kiranya tidak ada pilihan lain untuk kita semua
bergotong royong bersama-sama membentuk situasi dan kondisi yang mengarah kepada
pola standar pertahanan keamanan negara yang mengacu kepada teknologi dan total
defence, Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta. Bagi kita mungkin sekali menjadi
tidak mudah untuk dapat melakukannya dengan baik, walau tidak berarti bahwa
kita tidak bisa atau tidak mampu.
Sebagai
catatan, Indonesia belum pernah melakukan latihan pertahanan keamanan nasional
dalam menghadapi ancaman terhadap negaranya. Sekadar informasi, Australia
pernah melakukan gladi lapangan bagi konsep pertahanan keamanan negaranya yang
berorientasi kepada high technology dan total defence. Latihan itu merujuk
kepada Buku Putih Pertahanan Australia yang dikala itu dikenal dengan Dibb’s
White Paper. Diambil dari nama Paul Dibb, Guru Besar Australian National
University, ahli Strategi yang menjabat sebagai Deputy Secretary Kementrian
Pertahanan Australia di tahun 1986.
Paul
Dibb yang mendisain untuk pertamakalinya buku putih pertahanan Australia dan
kemudian menggelar latihan pertahanan keamanan negara dengan nama “Kangaroo
89”. Sebuah gladi atau latihan perang yang melibatkan seluruh instansi
pemerintah dan swasta serta rakyat Australia secara keseluruhan di tahun 1989.
Sebuah latihan yang disebut-sebut sebagai latihan pertahanan keamanan negara
yang “the biggest ever”.
Dikutip
langsung dari Kompas.com
Komentar
Posting Komentar