Membangun Kembali Semangat Toleransi dikala Pandemi Covid-19
Membangun Kembali Semangat Toleransi dikala
Pandemi Covid-19
Pemerintah telah menyatakan wabah
virus corona sebagai bencana nasional. Maka, harus ada upaya gotong royong,
sinergi sumber daya dan strategi dari semua komponen bangsa menghadapi rasa
cemas yang dirasakan masyarakat internasional dan tentu masyarakat Indonesia.
Apalagi, dari hari ke hari, jumlah kasus positif Covid-19 terus meningkat
signifikan.
Catatan ini telah menimbulkan
kepanikan dan silang pendapat yang ditimbulkan di luar konteks penanganan virus
itu sendiri, bahkan menjadi komoditas politik dan ekonomi. Mari hilangkan
pertikaian, politisasi, dan saling nyinyir seperti saat menghadapi konstestasi
politik. Perang melawan virus corona adalah arena perjuangan kemanusiaan, bukan
arena politik maupun ekonomi. Kita kecam oknum dari unsur mana pun yang
menjadikan bencana Covid-19 sebagai komoditas politik maupun komoditas ekonomi,
seperti yang dilakukan oleh oknum yang tidak memiliki empati kemanusiaan dengan
memanfaatkan kepanikan masyarakat.
Mari belajar dari China dan Italia
dalam perang melawan Covid-19. Ketika dihantam badai Covid-19, masyarakat China
saling menguatkan patuh pada instruksi pihak otoritas dengan mengatakan
"Wuhan, jiayou", yang artinya "Wuhan, kamu pasti bisa".
Dan, setelah berhasil melokalisasi virus corona, masyarakat China khususnya
Wuhan memberi penghormatan yang tulus kepada tenaga medis, petugas keamanan dan
para relawan yang telah berjuang bersama dalam melawan virus corona. Mereka
memberikan bermacam-macam hadiah dengan tulus. Bagaimana dengan Italia dalam
kondisi krisis pangan, krisis alat kesehatan, dan obat-obatan melawan corona?
Mereka juga bersemangat dari rumahnya masing-masing menyanyikan lagu lagu
heroik dan mengibarkan bendera negara lewat jendela rumahnya. Masyarakat Italia
berusaha saling menguatkan dengan pemerintahnya sekaligus memberikan pesan pada
dunia bahwa "Kami bersama pemerintah melawan virus corona". World
Health Organization (WHO) sendiri telah menetapkan penyakit akibat virus ini
sebagai pandemi global.
Artinya, penularan dan ancamannya
telah melampaui batas-batas antarnegara. Kewaspadaan berbagai negara dan
masyarakat internasional pun semakin memuncak. Secara global, total kasus virus
corona telah melampaui 500.000 kasus. Di Indonesia, jumlah pasien Covid-19
hingga 27 Maret 2020 sudah menembus seribu kasus.
Mari jadikan musibah meluasnya pandemi
virus corona sebagai momentum untuk memperkuat solidaritas sosial sesama anak
bangsa dalam menghadapi beragam bencana. Indonesia adalah negara yang memiliki
kekayaan alam dan keanekaragaman budaya yang harus disyukuri.
Sekaligus menjadi negara paling rawan
terhadap bencana di dunia berdasar data yang dikeluarkan oleh badan PBB untuk
Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UN-ISDR). Tingginya posisi
Indonesia ini dihitung dari jumlah manusia yang terancam risiko kehilangan
nyawa ketika terjadi bencana alam, non-alam dan bencana sosial, sementara
pemahaman dan kemampuan mitigasinya masih terbatas. Pemerintah pusat dan daerah
telah mengeluarkan banyak kebijakan demi mencegah penyebaran Covid-19.
Salah satu kebijakan yang dapat
diambil adalah meliburkan sementara proses belajar-mengajar di sekolah dan
universitas serta mengimbau mereka belajar di rumah. Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, yang ditunjuk Presiden Joko Widodo
sebagai Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, mendesak semua pihak
bekerja sama dalam mempercepat upaya penanganan virus corona.
Sebab, virus corona saat ini adalah
musuh bersama yang perlu ditekan penyebarannya. Saat ini adalah waktu yang
tepat melakukan aksi bela negara. "Kita harus memandang virus ini sebagai
musuh bersama yang harus dihadapi bersama-sama. Saat ini tak perlu saling hujat
karena hal tersebut tak ada manfaatnya dan hanya buang energi, imunitas tubuh
pun berkurang," kata Doni Monardo saat konferensi pers di BNPB, Jakarta,
Sabtu (14/3/2020).
Ancaman lain yang dihadapi oleh
pemerintah adalah merebaknya hoaks terkait virus corona yang semakin banyak
beredar di media sosial. Hingga Kamis (12/3/2020), Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kominfo) telah menemukan 196 hoaks dan disinformasi seputar virus
corona di Indonesia yang telah menimbulkan kepanikan masyarakat.
Dikutip langsung dari Kompas.com
Komentar
Posting Komentar