Mengapa Lockdown dalam Kasus COVID-19 Tidak Akan Berhasil Dilakukan di NKRI.
Mengapa? Karena akan
berdampak langsung kepada arus ekonomi yang ada di Indonesia, karena kita tahu masih
banyak dari masyarakat yang tinggal Indonesia berpenghasilan dibawah UM. Oleh karena
itu Indonesia
memang tidak memilih lockdown. Indonesia atau Jakarta tepatnya lebih memilih
PSBB atau secara umum lenih dikenal dengan social distancing yang diberlakukan
selama 14 hari.
PSBB yang diberlakukan di
Jakarta jika tidak dibarengi dengan pengawasan dan tindakan yang tegas serta
adanya tes corona yang masif, cepat dan sensitif ujung-ujungnya tidak akan
berdampak signifikan.
Ada setidaknya beberapa poin
yang bisa membuat PSBB di Jakarta efektif.
1) Aturan yang jelas dan
tegas
2) Sosialisasi ke semua
lapisan elemen masyarakat
3) Koordinasi yang kuat
antar lembaga baik pemda, aparat sipil, hingga kelurahan, RT & RW
4) Penyelenggaraan tes
corona yang rapid, massive & sensitive
5) Fungsi surveilansi dan
pengawasan yang berjalan efektif hingga pasokan pangan maupun medis yang aman.
Semua hal tersebut mutlak
dibutuhkan jika memang Indonesia ingin segera menamatkan babak paling pahit
yang dialami saat ini. Kembali lagi semua tergantung dari seberapa besar
komitmen dan ikhtiar kita.
Dikutip dari Kompas.com
Seorang Epidemiologist
Researcher Imperial College London, Dr Dian Kusuma, menyarankan, Indonesia
masih perlu melakukan lockdown, meskipun sistemnya bisa berbeda dengan lockdown
yang dilakukan oleh negara lain. Dian menuturkan, ia telah mengirimkan memo
soal rekomendasi lockdown untuk negara Indonesia sekitar 10 hari sebelum
tanggal 30 Maret 2020. Dalam memo yang dikirimkannya tersebut, Dian
menceritakan pengalaman negara-negara lain dan keberhasilan dalam menangani
kasus Covid-19 yang sedang mewabah di lebih dari 200 negara saat ini.
Tidak hanya akses,
masyarakat di kota terisolasi itu pada masa lockdown memang tidak diperbolehkan
untuk melakukan segala aktivitas di luar rumahnya, termasuk tidak boleh
mengungsi ke daerah lain. Lockdown yang berlangsung hampir dua bulan di Wuhan
tidak hanya membuat kota itu seperti kota tak berpenghuni. Saat lockdown
dilakukan, stok kebutuhan makanan juga sempat hampir menipis.
Jadi mereka mau tidak mau
bekerja demi keberlangsungan hidupnya. Khususnya untuk kota-kota besar di
Indonesia, banyaknya pemulung, pedagang asongan, ojek pangkalan, ojek online,
supir angkot, supir bis, menjadikan cara Lockdown ini kurang atau sangat
merugikan para masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah tersebut.
Contohnya sangat banyak
dimulai dari yang berprofesi sebagai ojek online, yang hanya dapat menghidupi
keluarganya dari hasil kerjanya perhari, begitu pula pedagang kaki lima yang
biasa di pasar, ataupun sekolah-sekolah yang ada tersebar di Indonesia.
Dan menurut saya pribadi,
untuk sampai saat ini belum ada negara yang benar benar sukses melakukan
lockdown karena ada sebagian negara yang berhasil, adapula yang tidak
China yang mulai melakukan
lockdown pada 23 Januari 2020, kurva kasus positifnya telah melandai sejak
pertengahan Februari. Kini China tercatat memiliki 83.864 kasus positif dengan
pertambahan 15 kasus per hari pada Rabu (22/4).
Kemudian Brunei Darussalam
mengumumkan pembatasan pergerakan warganya pada 15 Maret 2020. Pada 30 Maret,
kurva mulai menurun. Sejak masuk bulan April, penambahan kasus positif di
Brunei tak pernah melebihi dua kasus per hari.
Ada pula Australia yang
menerapkan lockdown secara bertahap mulai 22 Maret 2020. Pada 4 April, kurva
mereka tidak lagi curam. Berdasarkan data Rabu (22/4), kasus positif mereka tercatat
6.647, bertambah 22 kasus dari hari sebelumnya.
Sementara Vietnam telah
melakukan lockdown sejak 1 April 2020. Sejak tanggal itu pula kurva kasus
positif mereka melandai. Bahkan dalam sepekan terakhir, pertambahan kasus
positif per hari mereka nyaris nol. Sampai dengan saat ini, belum ada korban
jiwa akibat corona di Vietnam.
Saleh menilai pembatasan
sosial berskala besar (PSBB) yang diterapkan Indonesia justru tidak efektif.
Sebab pemerintah tidak benar-benar mampu mencegah warga berkerumun di tempat
umum.
Komentar
Posting Komentar